Click News

Istana di Pinggir Rel Kereta

Picture
Tidak sulit menjumpai permukiman-permukiman kumuh di Jakarta. Tengoklah di daerah Manggarai, Jakarta Selatan, pinggir rel hampir 60 rumah didirikan dipemukiman tidak layak huni tersebut.Rumah-rumah itu berhadapan dengan dua lajur rel kereta. Kondisi tersebut diperparah dengan pemandangan WC umum dan tempat cuci umum.

Tempat-tempat itu kerap menjadi tempat “favorit” untuk dijadikan kawasan perumahan oleh para pendatang yang nekat menantang kerasnya hidup di Ibu Kota. Para penghuni tampak nongkrong-nongkrong di depan rumah demi menghabiskan waktu

Kereta api yang melaju dengan kencang jaraknya dekat sekali hanya selemparan tangan dengan rumah-rumah warga.

Umumnya warga permukiman kumuh itu berprofesi sebagai pekerja kasar, seperti, pencari botol , tukang ojek, atau pedagang kecil – kecilan .

Suparni 35 tahun, misalnya, ia hanyalah seorang pedagang kecil – kecilan dan suaminya berprofesi sebagai tukang ojek. sudah 11 tahun ia tinggal dipemukiman tidak layak itu. Ia tinggal bersama 3 orang anaknya dan suaminya.

Pada tahun 1999 menurut ibu Suparni sudah ada  2 orang yang tewas akibat tertabrak kereta api. Namun, ia tetap tinggal didaerah berbahaya itu. “Kami saling mengingatkan saja jika ada kereta yang lewat, habis kondisnya memang begini”, ujarnya

Kondisi seperti ini tidak membuat resah ibu Suparni dan warga yang lain. Karena faktor keterbatasan ekonomi lah yang membuat mereka tetap bertahan dilingkungan tidak layak huni tersebut.

Anehnya, hunian mereka tidak pernah tersentuh oleh Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ). Menurut mereka, rumahnya tidak pernah digusur oleh Satpol PP dikarenakan, ada bos yang membantunya. Namun, setiap bulannya mereka harus menyetor uang ke bos tersebut.

Ironisnya, mereka tidak pernah mendapatkan Biaya Langsung Tunai ( BLT ) yang dicanangkan oleh pemerintah untuk warga kurang mampu. Sekali pun mereka sudah melapor namun, mereka tidak pernah mendaptkan BLT tersebut. Mereka hanya mendapatkan bantuan setiap bulannya dari Yayasan Supakarti berupa sembako.(diy/er)