Click News

Harga Kertas Naik, Penjual Terompet Minim Rezeki

Picture
JAKARTA - Penjualan terompet tahun ini tercatat mengalami penurunan bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Walaupun dagangan sudah dijajakan sejak Natal kemarin, namun omzet penjualan mulai meningkat dua hari menjelang Tahun Baru.
Seperti Ibu Narti, salah satu pedagang terompet di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, yang sudah menjajakan terompet hasil buatan suaminya sejak sekira pukul 08.00 WIB. Penghasilan yang didapatnya per hari hanya mencapai Rp.200 ribu.

"Berbeda sekali dengan beberapa tahun lalu. Seperti tahun 2005 misalnya. Modal Rp700 ribu, hasil penjualan bisa mencapai dua kali lipatnya atau sekira Rp1,5 juta," ungkapnya, saat ditemui di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (31/12/2010).
Dia menceritakan, penjualan terompet dalam dua tahun terakhir diakuinya jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Dulu saat awal dirinya dan suami berjualan, stok terompet yang diperoleh berasal dari teman atau orang lain yang membuat saja. Sehingga, habis atau tidak dagangannya, dia harus membeli seluruhnya. Namun untuk saat ini, jika terompetnya tidak habis terjual, bisa disimpan untuk dijual lagi.
Terompet yang dijual Ibu Narti terdiri dari berbagai jenis dan bentuk lucu-lucu. Biasanya dirinya mendapatkan terompet tersebut dengan cara membeli dari pedagang terompet lain atau membuatnya sendiri. "Saya membuat sendiri. Dari Natal sudah keliling. Biasanya beli kertas untuk bahan baku di Jatinegara,” ungkapnya.

    Dirinya pun mengakui, jika tahun ini stok terompetnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu terompet yang dibuatnya bisa mencapai 1.000 buah. Namun untuk tahun ini hanya mencapai 600 buah saja. Hal ini dikarenakan harga bahan baku terompet yang menggunakan kertas semakin melambung. Di mana selisih harga bahan baku kertas tahun lalu dan tahun ini mencapai Rp.500.
“Kendalanya saat ini orang suka dengan bentuk terompet yang aneh. Sedangkan harga kertas semakin mahal. Kenaikan kertas sekira Rp.500. Belum lagi sulitnya bahan baku yang diperoleh dari tukang jahit. Karton bahan dalam terompet memang diperoleh dari tukang jahit dan biasanya diperoleh dari tukang jahit di Cimanggis,” jelasnya.
Harga terompet yang terjangkau yakni hanya Rp10 ribu-Rp15 ribu memang membuat terompet menjadi atribut yang banyak dicari sebagai pelengkap menjelang Tahun Baru. Omzetnya pun diperkirakan tidak lebih dari Rp1 juta.

Dijelaskannya, tahun ini terompet yang paling banyak diminati pelanggan yaitu jenis “drot”. Bentuknya yang seperrti corong dan bentuknya yang kecil dengan suara nyaring membuat terompet jenis ini banyak diburu. Selain itu, harganya juga relatif murah yaitu Rp10 ribu.
"Sekarang belum terlalu ramai, nanti di atas jam 4 sore sudah mulai banyak pembeli. Dan terompet jenis drot bisa turun harga sekira Rp7 ribu jika sudah mendekati pergantian tahun,” tandasnya kemudian.(kc)